Pages

Kamis, 28 April 2016

0851 0004 2009 (Tsel) Pengelola Wakaf, Lembaga Pengelola Wakaf, Lembaga Wakaf

pengelolaan harta wakaf,pengelolaan harta wakaf di indonesia,pengelolaan harta wakaf secara produktif,pengelolaan wakaf,pengelolaan wakaf dengan jujur,pengelolaan wakaf di indo,pengelolaan wakaf di indonesia,pengelolaan wakaf di indonesia dan contohnya,pengelolaan wakaf indonesia,pengelolaan wakaf masjid



KENAPA WAKAF HARUS PRODUKTIF ?

Wakaf Produktif


Membeli sumur Raumah, lalu digratiskan untuk kepentingan umat. Menumbuhsuburkan kebun kurma, yang berdampak peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dan kini, ribuan tahun berlalu, manfaatnya tak berhenti, terus mengalir. Hotel berbintang atas nama beliau pun berdiri megah, tempat singgah para peziarah. Hasilnya? Tentu untuk kemanfaatan umat yang seluas-luasnya.    

Panas terik menggantung di langit kota–kota seantero Jazirah Arab. Angin panasnya membelai tiap jengkal Madinah. Sumur-sumur melompong, kering. Satu-satunya sumur yang ada airnya hanya sumur Raumah, milik seorang Yahudi. Sang Nabi dan rakyat Madinah mulai merasa dahaga, kehausan.

Berduyun warga Madinah antri, berbaris rapi membeli air kepada si Yahudi pemilik sumur. Rasul bersabda lirih, tak sanggup melihat umatnya menderita, “Wahai Sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surgaNya Allah Ta’ala” (HR. Muslim).

Tetiba, siapa lagi kalau bukan pengusaha kesohor Madinah, sahabat terbaik nabi setelah Abu Bakar dan Umar, yang segera menyambut seruan sang Nabi. Utsman Ibn Affan langsung mendatangi si Yahudi tersebut. Ia segera menawari harga sangat tinggi, hingga puluhan ribu dinar!

“Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak memiliki penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari” kata Yahudi itu ‘kekeuh’ tak ingin melepaskan sumurnya. Utsman tak kehabisan cara, mengingat balasan surga yang begitu  jelas di hadapannya.

“Bagaimana kalau aku beli setengahnya saja dari sumurmu” Utsman, gaya seorang pedagangnya mulai beraksi. “Maksudmu?” tanya Yahudi keheranan.
“Begini, jika engkau setuju maka kita akan memiliki sumur ini bergantian. Satu hari sumur ini milikku, esoknya kembali menjadi milikmu kemudian lusa menjadi milikku lagi demikian selanjutnya berganti satu-satu hari. Bagaimana?” jelas Utsman.

Yahudi itu pun terbengong heran, sambil berguman,”… saya mendapatkan uang besar dari Utsman tanpa harus kehilangan sumur milikku”. Akhirnya si Yahudi setuju menerima tawaran Utsman tadi dan disepakati pula hari ini sumur Raumah adalah milik Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu.

Utsman pun segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di sumur Raumah, silahkan mengambil air untuk kebutuhan mereka semua Gratis! Rakyatpun berbondong datang ke sumur Utsman.

Keesokan hari Yahudi mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah. Yahudi itupun mendatangi Utsman dan berkata “Wahai Utsman belilah setengah lagi sumurku ini dengan harga sama seperti engkau membeli setengahnya kemarin”. Utsman setuju, lalu dibelinya seharga 20.000 dirham, maka sumur Raumah pun menjadi milik Utsman secara penuh.

Utsman pun secara resmi mewakafkan sumur raumah tersebut untuk kaum muslimin. Per detik itu, sumur dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat, seluruh rakyat Madinah. Sumur itu menjadi sumber mata air lahan sekitarnya, hingga ditanam kebun kurma. Rakyat Madinah memanfaatkan kurma untuk berdagang, dan hasilnya dimanfaatkan untuk umat.

Pohon kurma terus bertambah, hingga diwariskan dari generasi ke generasi. Dari para Khalifah, hingga Daulah Utsmaniyyah, dan terakhir dikelola oleh pemerintah Arab Saudi. Departemen Pertanian Saudi menjual hasil dari ribuan pohon ke pasar-pasar. Setengah keuntungannya disalurkan ke anak yatim.

Setengahnya lagi disimpan dalam bentuk rekening di bank atas nama Utsman Ibn Affan, dibawah pengawasan Departemen _Pertanian. Uang yang mampir di rekening Ridwanullah Utsman Ibn Affan terus membengkak, hingga pemerintah Saudi memutuskan membelikan tanah dekat Masjid Nabawi atas nama Utsman bin Affan.

Tanah tersebut dibangun Hotel bintang lima hasil wakaf Utsman. Hotel milik Utsman bin Affan pun kini berdiri kokoh di samping Masjid Nabi. Peziarah berdatangan menginap di sana, hingga omset hotelnya bisa mencapai puluhan juta per bulan. Setengah keuntungannya lagi-lagi digunakan untuk kegiatan sosial.

Setengahnya lagi, disimpan di rekening atas nama Utsman bin Affan. Subhanallah, walau jasad tertimbun tanah, namun amal Utsman bin Affan terus mengalir. Manfaatnya terus dirasakan hingga kini. Hotel dan Rekening atas nama Utsman, menjadi saksi kedermawanan sahabat nabi ini. Wallahua’lam.

(rizki lesus/dbs) Sumber: kisahmuslim.com

info lebih lanjut kunjungi web kami
KLIK DISINI !!

Alamat :

Gedung Sinergi Foundation
Jl. HOS Tjokroaminoto (Pasirkaliki)
No. 143 Bandung 40173
Telp: (022) 612 0218
Fax: (022) 612 0130

Gedung Wakaf 99
Jl. Sidomukti No. 99 H Bandung 40123
Telp: (022) 251 3991  

Fax. (022) 251 1865

0 komentar:

Posting Komentar

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html